Senin, 25 Oktober 2010

Berguru Pada Anjing


Berawal dari keinginan menemukan biodata Pak M. Ishom El Saha, saya mencoba mengetik nama tersebut di google dan facebook. Keinginan saya tak terkabul. Sampai senja di ufuk barat, tak banyak informasi yang saya dapatkan. Hanya beberapa artikelnya saja yang berhasil saya kantongi. Dus, saya pulang dengan membawa rasa penasaran sebab entah kenapa saat ini saya ingin sekali bisa berkenalan dengannya.

Sekadar informasi, M. Ishom El-Saha adalah nama seorang penulis. Saya pernah sekali berjumpa dengannya saat ia menjadi fasilitator dalam acara pembinaan PBSB di PP al-Yasini Pasuruan Januari lalu. Beberapa kali penglihatan saya menangkap namanya, baik di buku maupun di majalah. Hmm.... seingat saya ia berasal dari Demak. Untuk itulah saya antusias mencari tahu tentangnya.

Ketika pencarian biografi M. Ishom El-Saha itulah, saya tidak sengaja mengklik link yang ternyata berisi tulisan yang sangat bagus. Kemudian saya mengecek langsung ke sumber primernya. Dan akhirnya muncul inisiatif untuk membagikannya kepada teman-temannya. Tentunya dengan menggunakan bahasa saya. I hope it will be useful writing.... Selamat membaca.


Apa yang terbesit di benak ketika kata “anjing” diucapkan. Najis, jijik, bau, kotor. Yups, semuanya benar. Kitab-kitab Fiqh secara terang-terangan menandaskan bahwa anjing adalah kategori najis yang sangat berat (najis mughalladhah). Cara penyuciannya pun terhitung paling rumit jika dibanding jenis najis lainnya (najis mukhaffafah dan mutawassithah), yaitu dibasuh tujuh kali dan harus disertai debu pada salah satu basuhannya.

Tak hanya itu, anjing juga termasuk hewan yang kerap disebut oleh orang gemar mencaci dan mengumpat. Tidak sedikit orang yang menggunakan diksi “anjing” tatkala ingin melampiaskan kekesalan dan kemarahannya. Dengan nada tinggi ia berteriak, “Anjing! Anjing!” Ah, kasihan sekali anjing itu. Ia tak salah apa-apa, tapi sering keluar dari mulut-mulut manusia yang kotor. Mungkin karena statusnya yang najis itulah, anjing menjadi bulan-bulanan mereka. Ia dilempar ke sana ke mari tanpa alasan apa-apa.

Baiklah, basa-basi seputar anjing tidak akan diperpanjang lagi. Saya ingin menyajikan pernyataan Imam Nawawi al-Bantani yang dikemasnya secara apik dalam kitab Kasyifah al-Saja. Kitab ini barangkali tidak asing lagi di kalangan pesantren, khususnya pesantren salaf yang masih memegang tradisi kitab kuning (al-kutub al-shafra’) atau kitab klasik (al-kutub al-qadimah) dengan ciri khas tertentu, seperti: tidak ada tanda baca (harakat, koma, titik, dll). Berikut ini pernyataan yang penuh makna tersebut: (lihat Kasyifah al-Saja hal. 103 versi Maktabah Syamilah al-Ishdar al-Tsani atau merujuk langsung ke kitabnya)

(حكمة) في الكلب عشر خصال محمودة ينبغي للؤمن أن لا يخلو منها: أولها: لا يزال جائعاً وهذه صفات الصالحين. الثانية: لا ينام من الليل إلا قليلاً وهذه من صفات المتهجدين. الثالثة: لو طرد في اليوم ألف مرة ما برح عن باب سيده وهذه من علامات الصادقين. الرابعة: إذا مات لم يخلف ميراثاً وهذه من علامات الزاهدين. الخامسة: أن يقنع من الأرض بأدنى موضع وهذه من علامات الراضين. السادسة: أن ينظر إلى كل من يرى حتى يطرح له لقمة وهذه من أخلاق المساكين. السابعة: أنه لو طرد وحثي عليه التراب فلا يغضب ولا يحقد وهذه من أخلاق العاشقين. الثامنة: إذا غلب على موضعه يتركه ويذهب إلى غيره وهذه من أفعال الحامدين. التاسعة: إذا أجدي له أي أعطي له لقمة أكلها وبات عليها وهذه من علامات القانعين. العاشرة: أنه إذا سافر من بلد إلى غيرها لم يتزود وهذه من علامات المتوكلين انتهى.

Dalam diri seekor anjing terdapat sepuluh sifat mulia yang laik kita tiru. Mari kita baca satu per satu, lalu kita renungkan bersama.

1. Anjing terus menerus hidup dalam kondisi lapar. Inilah sifat orang-orang yang saleh. Kita seyogianya tak terpanah akan kebutuhan perut. Jangan sampai predikat abd al-buthun (abdi perut) disematkan di pundak kita. Toh, sejatinya perut yang selalu dipenuhi makanan, lambat laun akan terjejali dengan berbagai penyakit.

2. Pada malam hari anjing tidur dalam waktu yang singkat. Ini adalah sifat orang-orang yang suka bertahajjud. Malam bukan hanya hak kita semata sehingga kita bebas menghabiskan sepenuhnya untuk tidur dalam buaian mimpi. Tahajjud menjadi pembeda antara orang yang malas dan tidak.

3. Bila anjing diusir ribuan kali, ia akan tetap menepi di ambang pintu rumah tuannya. Ini adalah sifat orang-orang yang benar. Ketaatan kepada Allah hendaknya bersemayam dalam diri kita dalam situasi genting sekalipun.

4. Tatkala anjing mati, ia tidak meninggalkan banyak warisan. Ini adalah sifat orang-orang yang zuhud. Harta benda yang menjadi kenikmatan di dunia ini boleh kita miliki, namun hati kita tak boleh terhipnotis olehnya. Zuhud seperti inilah yang disebut dengan zuhud modern. Zuhud tidak selamanya dengan melepas diri dari harta, tapi zuhud juga bisa dilakukan dalam kondisi kaya. Yakni dengan mentasarrufkan harta tersebut ke wilayah amal yang baik.

5. Anjing tidak mengeluh ditempatkan di belahan bumi yang paling hina sekalipun. Ini adalah sifat orang-orang yang rela. Karakter yang kelima ini hendaknya kita genggam. Sedikit atau banyak nikmat yang dilimpahkan Allah kepada kita, harus kita syukuri. Kita hendaknya senantiasa melatih jiwa dan raga kita untuk menerima ketentuan Allah.

6. Anjing tidak henti-hentinya menatap mata orang lain hingga ia dilempari sepotong daging. Ini adalah sifat orang-orang yang miskin. Di hadapan Allah, kita tak ubahnya orang miskin papa yang tak pernah putus asa mengharap anugerah-Nya.

7. Anjing tak marah meski menerima perlakuan kasar dan dilempari debu. Ini adalah sifat orang-orang yang rindu kepada Tuhannya.

8. Jika ada yang merebut tempatnya, ia rela bergeser/berpindah ke tempat lain. Ini adalah sifat orang-orang yang terpuji.

9. Apabila diberi makanan seberapapun besarnya, ia akan memakannya dengan lahap. Ini adalah sifat orang-orang yang menerima.

10. Ketika bepergian dari satu tempat ke tempat lain, ia tidak membawa bekal apapun. Ini adalah sifat orang-orang yang pasrah kepada Allah.

Demikianlah beberapa hikmah yang bisa kita petik dari seekor anjing. Jadi tepat kiranya jika saya mengatakan, “Mari berguru kepada anjing.” Tulisan ini adalah nasihat untuk diri saya sendiri. Semoga juga bermanfaat bagi teman-teman. Amin....

Tidak ada komentar: