About Me



Hibatun Wafiroh adalah nama yang sejak kecil saya sandang. Ketika kelas satu MTs saya baru tahu ternyata dua kata itu termaktub dalam bait ketujuh prolog Alfiyah, karya fenomenal Ibnu Malik yang menyajikan teori gramatika Arab. Redaksi baitnya: wallahu yaqdhi bihibatin wafirah/li walahu fi darajatil akhirah.
 
Karena penasaran, lantas saya bertanya kepada Bapak mengenai latar belakang penamaan tersebut. Beliau tersenyum, tidak menjawab. Saya menduga dengan nama yang bermakna "pemberian yang sempurna” itu, beliau mengharapkan saya pandai Nahwu sebagai pengetahuan dasar untuk memahami teks-teks Arab. Lebih jauh, beliau berekspektasi saya menjadi manusia yang “tahu” agama.

Saya lahir dan tumbuh di Kedungmutih, sebuah kampung pesisir di ujung utara Demak yang berbatasan dengan Kabupaten Jepara. Tahun 2004 saya tercatat sebagai pelajar di MA al-Hikmah dan santri di Pesantren Raudhatul Ulum. Kedua lembaga itu berlokasi di Kajen, Pati. Tiga tahun kemudian Allah meluluskan ikhtiar saya sehingga nama saya masuk dalam list peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI. Dari sembilan opsi perguruan tinggi, saya memilih kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan Jurusan Ahwalus Syakhsiyah. Alhasil, selama empat tahun di Surabaya Kemenag-lah yang menanggung seluruh biaya pendidikan dan bahkan living cost saya.

Tanggal 8 Oktober 2011 saya berhasil menyelesaikan studi S1 tepat waktu. Kelulusan itu adalah suatu “kejutan” besar setelah enam bulan lamanya saya lumpuh tak bisa berjalan akibat kecelakaan. Berkat kerja keras dan doa yang tak kenal putus, akhirnya saya bisa melenggang memakai toga bersama teman-teman seangkatan. Kekhawatiran bahwa saya akan tertinggal dari mereka, ternyata tidak terbukti. Memang Allah Mahabijak. Fainna ma’al ‘usri yusran (karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan). Inna ma’al ‘usri yusran (sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan).

Sebagai penerima beasiswa, ada kewajiban yang harus saya tunaikan seusai lulus, yaitu mengabdi di pesantren sekurang-kurangnya tiga tahun. Oleh sebab itu, saya berangkat ke Kajen, berharap bisa berkontribusi untuk almamater saya. Karena lingkungan yang kurang mendukung, saya memutuskan untuk berpamitan. Tidak lama kemudian saya mendapatkan tawaran dari Kemenag untuk mengabdi di Sumatera Selatan. Atas dasar kemantapan bahwa keberadaan saya di luar Jawa bisa lebih bermanfaat, saya pun menerimanya. Tepat tanggal 3 Maret 2012 saya bersama Sdr. Jayadi Pebwanartha (alumni PBSB ITS asal Mataram) terbang ke Sumsel. Terhitung semenjak hari itu kami menjadi abdi Pesantren Mamba’ul Hisan Srigunung, Sungai Lilin, Musi Banyuasin.

Niat awal mengabdi di Sumsel sampai minimal satu tahun. Namun ternyata takdir membawa saya ke UIN Syarif Hidayatullah sebab—tanpa dinyana—saya lulus seleksi Program Pembibitan Alumni PTAI, yakni program pelatihan bahasa Inggris selama tiga bulan (Oktober-Desember 2012) yang diselenggarakan oleh Ditpertais Kemenag bekerja sama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta. Saya bersyukur mendapatkan kesempatan belajar bahasa Inggris kepada dosen-dosen profesional yang sebagian besar pernah menempuh studi di luar negeri.

Saat ini saya sedang mengejar kembali impian saya. To be a great writer is my greatest dream. Berbagai pengalaman hidup yang fluktuatif membuat saya mengerti bahwa saat menulis saya memperoleh kenyamanan dan ketenangan. Saya suka mengimajinasikan kelak memiliki sebuah perpustakaan kecil di rumah yang berfungsi juga sebagai kantor pribadi saya. Perpustakaan yang siapa saja boleh mengunjunginya. Sungguh saya ingin menjadi penulis, sastrawan, editor, resensor dan apapun yang berhubungan dengan tulis menulis. Saya ingin menjelajahi Nusantara dan dunia dengan kapasitas saya sebagai penulis. Ya, saya ingin eksis lewat tulisan. Saya ingin memperoleh Nobel di bidang sastra. Tak hanya itu, setelah keranjingan menulis, saya ingin menularkannya kepada orang lain. That’s my dream.

Sahabat yang ingin menjalin silaturahmi dengan saya bisa berkunjung langsung ke kediaman orang tua saya di Jalan Kauman RT: 03 RW: 02 Kedungmutih, Wedung, Demak 59554 Jawa Tengah. Komunikasi jarak jauh bisa melalui nomor 085751780498, e-mail hibatun.wafiroh@gmail.com atau facebook Hibatun Wafiroh.

1 komentar:

fitri hermawati mengatakan...

keren...keren... salam kenal ya.. itu fotonya imut banget ya...

kalau blog walking, mampir ya ke rumah ilalang hehe...

salam,