Jumat, 28 Desember 2012

Tiga Pesan Prof. Azyumardi Azra


Seusai 38 menit menulis tiga halaman di ruang privat (baca: daily book), saya tergerak untuk menuliskan sebuah momen penting nan langka. Saya jadikan ini sebagai tulisan reflektif pembuka setelah lama sekali saya kurang berani dan percaya diri “tampil” di ruang publik. Ketika hendak men-share pengalaman pribadi di blog atau facebook, misalnya, saya sering dihantui pertanyaan: adakah yang membaca dan terinspirasi oleh tulisan saya? Tapi itu dulu. Sesudah memutuskan untuk kembali menghuni blog El-Dimay, saya bertekad akan menulis di ruang privat dan publik secara konsisten. Dibaca atau tidak itu urusan nanti.
---<<>>---

Hampir dua setengah bulan saya menghuni Pusat TIK Nasional Kampus II UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama 39 kawan seantero negeri yang tergabung dalam Program Pembibitan Alumni PTAI Kemenag RI. Bagi saya, nama program itu lumayan berat dipikul. Saya lebih suka menyebut pelatihan bahasa karena memang sepanjang durasi program (15 Oktober-31 Desember) yang disajikan adalah materi penguatan skill bahasa Inggris.

Rabu, 12 Desember 2012

Menyuburkan Patriotisme


Judul               : Sebelas Patriot
Penulis             : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang, Yogyakarta
Cetakan           : 1/Juni 2011
Tebal   `           : 108 halaman
Peresensi         : Hibatun Wafiroh

Andrea Hirata, novelis ulung yang telah meramaikan jagat sastra Indonesia melalui tetralogi Laskar Pelangi dan dwilogi Padang Bulan, kembali menyuguhkan sebuah novel inspiratif. Berbeda dengan keenam novel sebelumnya, Sebelas Patriot tidak dipecahnya ke dalam mozaik-mozaik–sebagaimana menjadi ciri khas penulis asal Belitong ini. Akan tetapi, itu secuil pun tak mengurangi keindahan dan keunikannya. Andrea tetap penulis eksentrik yang selalu menghadirkan kebaruan dan kecemerlangan.