Oleh: Hibatun Wafiroh
Part /2/
Gadis manis berlesung pipit itu sedang
asyik menekuri selembar kertas A4 yang dijepit running board. Pensil 2B
berpose centil di antara jari telunjuk dan ibu jari tangan kanannya. Hati-hati
ia ajari pensil itu menari, menggores gurat nan apik, mengikuti lonjakan
imajinasinya. Sesekali ia usapkan jilbab putihnya ke muka untuk menyapu
biji-biji keringat.
Ia konsentrasi. Setip di meja tidak guna.
Sekali menggurat, ia tidak kenal setip-menyetip. Gentar ia menengok ke
belakang, tak ragu akan guratannya.
“Alhamdulillah, selesai.” Ia
girang. Senyum tersungging. Menawan.
“Yes! Selesai. Hore....” Bahagia. Ia seperti
baru memenangkan sesuatu.
Kawan-kawan di sekitarnya langsung
merubungnya, tak sabar ingin tahu hasil torehan tangannya. Sebuah sketsa wajah
menyedot perhatian seisi kelas.