"Lega rasanya aku bisa mantap memutuskan untuk melupakan segala kenangan di kota ini yang berkaitan dengan lelaki berkacamata minus itu. Merasa terkejut dan terpukul adalah manusiawi. Tapi kalimat ini selalu menjadi penenang: Allah tahu apa dan siapa yang terbaik untukku. ^_^"
Kemarin lusa sekitar jam setengah sepuluh malam aku menjadikan rangkaian kalimat di atas sebagai status facebook-ku. Status bernada curhatan itu disukai oleh lima puluh orang lebih. Puluhan teman juga mengomentarinya. Tetapi aku tindak hendak membahas tanggapan orang-orang mengenai statusku. Toh, sebenarnya aku pun tidak begitu berharap catatan sederhanaku di facebook ramai direspons. Melainkan aku ingin bercerita sedikit tentang alasanku menulis tiga kalimat tersebut.