Jumat, 16 Mei 2014

Menembus Batas Usaha

Judul               : Berjalan Menembus Batas
Penulis             : A. Fuadi, dkk.
Penerbit           : Bentang Pustaka Yogyakarta
Cetakan           : I, 2012
Halaman          : xvi + 172
ISBN               : 978-602-8811-62-0
Peresensi         : Hibatun Wafiroh

Buku motivasi ini adalah kumpulan tulisan A. Fuadi dan tiga belas kontributor yang terpilih dalam event Menulis Kisah Reflektif “Man Jadda Wajada” Bareng A. Fuadi. Seluruh kisah dalam buku yang didominasi oleh para kontributor ini berdasarkan pengalaman riil, baik yang dialami sendiri oleh penulisnya maupun orang lain.

A. Fuadi menuturkan bahwa semua kesuksesan yang diraihnya berawal dari keberanian untuk memelihara mimpi, cita-cita. Dulu dia hanya memimpikan dapat merasakan manisnya ilmu di perguruan tinggi. Dan sungguh tidak terduga sekarang dia bahkan sudah menjejakkan kaki di lebih dari tiga puluh negara. Itulah hebatnya mimpi. Tentu mimpi yang disertai kesungguhan untuk mewujudkannya.

Bukan cita-cita namanya kalau tidak diperjuangkan dengan habis-habisan. Menurut A. Fuadi, kunci keberhasilan menggapai cita-cita adalah kombinasi yang kuat antara man jadda wajada (barang siapa bersungguh-sungguh akan berhasil), man shabara zhafira (barang siapa bersabar akan beruntung), doa dan keikhlasan (hal. xii-xiii).

Setelah A. Fuadi memberikan pengantar dan suntikan motivasi, selanjutnya tulisan dipecah dalam tiga bagian. Pertama, melawan keterbatasan harta. Bagian pertama ini memuat empat kisah inspiratif. Kisah Bernando J. Sujibto yang karena ketekunannya bisa melesat ke Amerika untuk menuntut ilmu. Kisah Ahmad Danuji dan Nanang Nurhidayat yang rela berpeluh-peluh kerja serabutan demi dapat mengecap bangku kuliah. Kenangan Mey Zusana tentang ayahnya, mantan petugas cleaning service, yang kini menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Mereka semua meneriakkan bahwa keterbatasan harta bukan penghalang untuk menggenggam kesuksesan.

Kedua, menahan rasa sakit. Di bagian ini tersaji kisah Rahmatika Choiria yang mengidap talasemia—penyakit darah turunan yang ditandai adanya sel darah merah yang abnormal; J. Sumardianta yang bermasalah dengan penglihatannya; Huriyah Riza yang menceritakan Shanum—sosok dokter yang dalam dirinya bersarang leukemia; Nurkhalis M. Kasim yang kakinya terpaksa diamputasi akibat kecelakaan; dan Rina Shu yang terserang muscullar distrophy sehingga membuatnya lumpuh sejak bayi.

Ketiga, menembus batas usaha. Bagian terakhir ini memaparkan cerita empat orang yang tak pernah putus semangat meski cobaan dan rintangan kejam menerpa. Mereka adalah Diannafi (single parent dengan dua anak yatim), Shohifah Annur (mahasiswi pascasarjana di Technical University Braunschweig, Jerman, yang semasa kecil ditinggal wafat ibunya), Setiawan Chogah (perantau ilmu di Banten yang pernah merasakan pilu lantaran abak dan amak-nya bercerai) dan Abdullah Mabruri yang membagikan kisah Aji, mahasiswa S1 di Nanyang Technology University, Singapura.

Akhirnya membaca kisah-kisah dalam buku ini akan menerbitkan semangat untuk tidak patah arang dalam menghadapi berbagai kesulitan di dunia. Bunga rampai ini layak dibaca oleh siapa pun. Selamat membaca.

Tidak ada komentar: