Jumat, 16 Mei 2014

Fatwa Cinta Naysila

Judul               : Sekuntum Naysila
Penulis             : M. Budi Anggoro
Penerbit           : Najah
Cetakan           : I, 2012
Halaman          : 410
ISBN               : 978-602-978-964-5
Peresensi         : Hibatun Wafiroh

Gadis cantik berjilbab yang tidak pernah mengeluhkan keadaan itu bernama Naysila. Ia berasal dari keluarga pas-pasan. Meski hidup dalam belenggu ketiadaan harta, semangatnya tak kenal surut. Tersemai satu cita-cita di dalam lubuk kalbunya, yaitu menjadi dosen atau guru. Menyadari orang tuanya tidak mampu membiayai kuliahnya, ia rela banting tulang, menggeluti pekerjaan apa saja yang penting halal.

Etos belajar dan kerja Naysila tinggi. Di sela-sela rutinitas kuliah, dia nyambi bekerja menjaga konter Hp milik Galih, tetangga yang dulu sering memakai jasanya sebagai buruh cuci pakaian. Beruntung Galih mengizinkannya bekerja paruh waktu selepas kuliah.

Witing tresno jalaran saking kulino (cinta tumbuh lantaran sering bertemu). Pepatah Jawa itu tepat untuk Naysila dan Galih yang hampir saban hari selalu berjumpa di konter. Diam-diam Naysila menaruh kagum kepada Galih. Kekaguman yang telah mencapai tataran cinta. Begitu juga dengan Galih yang terpesona oleh kesalehan dan kedalaman ilmu Naysila.

Sayangnya, tidak satu pun dari mereka berani mengutarakan cinta lebih dulu. Galih terlampau larut dalam keminderan. Dia merasa tidak pantas bersanding dengan wanita sebaik Naysila. Sedangkan Naysila terkungkung dalam kesalahpahaman. Ia mengira Galih punya hubungan spesial dengan Cindy. Selain itu, kepapaan turut membuatnya tak berani berharap banyak kepada Galih. Alhasil, cinta mereka terpendam di dalam hati yang justru lama-lama akan menyesakkan jiwa.

Padahal Galih dan Cindy hanya berteman. Kebetulan keduanya sudah saling kenal semenjak SMA. Belakangan mereka semakin akrab karena Cindy ingin menggali informasi seputar Gading, pemuda yang amat dicintainya. Cindy terus mendesak agar Galih bercerita tentang Gading. Tentang karakter, keluarga, bisnis yang kerap dikoar-koarkan oleh Gading dan apapun itu, Cindy ingin tahu. Tetapi Galih bergeming.

Bukan tanpa alasan Galih tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Cindy. Galih bingung. Dia seolah berada di persimpangan jalan. Bimbang mau memihak siapa, Cindy atau Gading. Dia tidak tega melihat Cindy disakiti. Dia juga tidak bisa mengatakan identitas Gading yang sebenarnya karena dia banyak berutang budi dan materi kepada Gading. Dia terlanjur berjanji untuk tidak membocorkan kebengalan Gading kepada orang lain, termasuk Cindy.

Bagi Cindy, Gading adalah sosok pria yang misterius. Selesai kencan dengan Cindy, nomor ponsel Gading mendadak nonaktif. Aneh. Gading hanya menghubungi Cindy jika ada perlu, semisal, untuk mengadakan janji bertemu. Wajar saja kalau Cindy kerap mempertanyakan keseriusan Gading. Meski kadang merasa dipermainkan, gadis cantik itu tetap mencintai Gading.

Sekuntum Naysila memang novel yang berkisah tentang cinta kepada lawan jenis. Cinta yang terjaga dan tak ternodai kesuciannya. Rasa yang mendera Galih dan Naysila adalah manifestasi cinta yang tak mudah terpengaruh bujuk rayu setan. Berbeda dengan Gading yang memendam misi buruk dengan memacari Cindy. Malangnya, Cindy masuk dalam perangkap lelaki miskin yang mengaku pengusaha sukses itu.

Setelah lama hilang tidak ada kabar, tanpa dinyana, Cindy bertemu Gading di konter Galih. Cindy marah besar. Tapi selang tak lama mereka berdamai. Tentu karena ampuhnya jurus rayuan Gading. Saking mujarabnya, Cindy mau menyerahkan keperawanannya pada laki-laki berperangai buruk itu. Pertemuan hari itu ditutup dengan satu syarat yang harus dipenuhi Cindy bila ia tidak ingin kehilangan Gading, yaitu menjauhi Naysila dan Galih.

Di sisi lain Gading mati-matian mengejar Naysila. Berbusa-busa mulutnya mengungkapkan cinta di hadapan Naysila. Namun sejatinya itu akal bulusnya saja agar Naysila jatuh di pelukannya. Gading tidak pernah serius menjalin hubungan dengan perempuan. Tujuannya hanya have fun. Tindakan Gading ini menyulutkan amarah dan kecemburuan di hati Galih. Galih tidak rela wanita pujaannya didekati Gading.

Syarat yang diajukan Gading menyiksa batin Cindy. Sementara Gading tidak menunjukkan perubahan apa-apa. Gading masih sulit dihubungi. Akhirnya Cindy menyambangi rumah Naysila. Betapa terkejutnya ia melihat Gading mendekap bahu Naysila. Cindy menuduh mereka berpacaran. Padahal faktanya Gading yang memaksa memeluk Naysila. Cindy marah dan Gading memutusnya seketika. 

Kepada Galih, Cindy menceritakan kejadian yang baru dilihat dan dialaminya. Galih geram, sakit hati. Tidak disangkanya, semudah itu Naysila termakan rayuan Gading. Galih kecewa.

Novel karya M. Budi Anggoro ini menyimpan banyak pesan religi. Sosok Naysila digambarkannya sebagai wanita muslimah yang mumpuni di bidang agama. Ia banyak memberikan pencerahan kepada Galih melalui diskusi-diskusi ringan. Hanya saja ending novel ini mudah ditebak. Tak sulit bagi pembaca menerka apa terjadi setelah Gading dan Cindy berhubungan badan. Ya, Cindy hamil dan berujung pada pertobatan Gading. Gading tidak keberatan menikahi Cindy. Galih dan Naysila pun sepakat memasuki jenjang pernikahan. Lepas dari kekurangannya, Sekuntum Naysila layak dibaca oleh siapa saja. Terutama mereka yang merindukan fatwa cinta yang menen-teramkan sanubari.

Tidak ada komentar: