Kamis, 15 Mei 2014

Filosofi Kopi

Judul               : Filosofi Kopi
Penulis             : Dee (Dewi Lestari)
Penerbit           : Bentang, Yogyakarta
Cetakan           : Pertama, 2012
Tebal               : xiv + 142 halaman
ISBN               : 978-602-8811-61-3
Peresensi         : Hibatun Wafiroh

Sebagaimana dikatakan Goenawan Mohamad, jika ada yang memikat pada Dee adalah cara dia bertutur: ia peka pada ritme kalimat. Kalimatnya berhenti atau terus tidak hanya karena isinya selesai atau belum, tapi karena pada momen yang tepat ia menyentuh, mengejutkan, membuat kita senyum atau memesona (hal. xi). Karya-karya penulis yang juga penyanyi itu selalu bernas, menarik dan memukau, tidak terkecuali Filosofi Kopi.

Dalam buku yang merupakan karya sastra terbaik 2006 pilihan Majalah Tempo ini dikisahkan bahwa Ben sangat menggilai kopi. Ben pergi berkeliling dunia, mencari koresponden ke mana-mana demi mendapatkan kopi-kopi terbaik dari seluruh negeri. Dia berkonsultasi dengan pakar-pakar peramu kopi dari Roma, Paris, Amsterdam, London, New York, bahkan Moskwa (hal. 1).

Ben bersama Jody lantas membuka kedai kopi yang tidak terlalu besar di Jakarta. Tentu saja Ben-lah yang menjadi barista. Sementara Jody bertugas di meja kasir.

Tidak seperti umumnya kedai, Ben menempati bar tepat di tengah-tengah kedai sehingga para pengunjung dapat menyaksikan dengan gamblang bagaimana dia meracik kopi. Lebih unik lagi, Ben membuat analogi tentang kopi. Setiap ramuan kopi memiliki makna filosofi sendiri. Maka terpampanglah sebuah nama untuk kedai, yakni Filosofi Kopi: Temukan Diri Anda di Sini.

Di samping mendapatkan kopi yang istimewa, pengunjung juga memperoleh kartu kecil berupa uraian mengenai filosofi kopi yang diminumnya. Beragam terobosan menarik yang dimunculkan Ben itu menjadikan kedai semakin ramai. Omzet penjualan kian meningkat.

Satu hari kedai didatangi seorang pria yang tiba-tiba mentraktir seluruh pelanggan yang tengah duduk di bar. Pemilik perusahaan importir mobil yang telah mencapai titik kulminasi kesuksesan ini sengaja bertandang ke kafe untuk memesan kopi yang punya arti: kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup. Karena yang dicari tidak ada, dia menantang Ben untuk membuat kopi yang paling sempurna. Jika berhasil, Ben berhak menerima imbalan Rp 50 juta. Tantangan ini tanpa risiko alias tidak ada kerugian apa-apa jika Ben gagal.

Berminggu-minggu kemudian Ben tenggelam dalam “kegilaan” meramu kopi. Akhirnya Ben berhasil membuat kopi terenak yang dinamai Ben’s Perfecto. Kopi ini benar-benar sesuai dengan yang diinginkan oleh pebisnis tersebut. Ben pun menerima cek yang dijanjikan.

Sejak itu Ben’s Perfecto menjadi menu favorit yang—menurut semua orang—paling sempurna, tak tertandingi kenikmatannya. Ben sangat bangga dengan temuannya sampai seorang pelanggan merisaukan pikirannya. Si pelanggan yang baru pertama kali ke kafe ini mengatakan bahwa Ben’s Perfecto enak, tetapi lebih enak kopi yang pernah dia minum di sebuah desa di Jawa Tengah.

Diliputi penasaran yang meluap-luap, Ben tancap gas ke Jawa Tengah. Jody ikut menemani. Esoknya, mereka tiba di sebuah warung reyot milik Pak Seno. Tanpa banyak basa-basi, mereka langsung memesan kopi. Dan kopi tiwus yang diberikan Pak Seno sungguh enak tak terkatakan.

Ben merasa kalah dan sadar bahwa selama ini dia terjebak dalam kesempurnaan yang palsu, artifisial. Ben’s Perfecto bukanlah kopi yang sempurna. Cek Rp 50 juta diberikan kepada Pak Seno. Namun Pak Seno menganggap itu kertas biasa karena dia tidak mengenal cek.

Selain cerita berjudul Filosofi Kopi, masih ada 17 cerita dan prosa. Di antaranya, prosa bertajuk Spasi yang ditulis oleh Dee pada tahun 1998. Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurkan tali itu (hal. 98).

Sebagai penutup, kumpulan cerita dan prosa selama kurun waktu satu dekade (1995-2005) ini sangat layak dan menarik untuk dibaca. Pembaca akan menemukan pelajaran-pelajaran berharga dalam buku ini. Selamat membaca.


Tidak ada komentar: