Rabu, 29 April 2009

Good-God=0


Manusia diciptakan oleh Allah dengan karakter yang berbeda. Banyak orang yang memiliki kecenderungan ke hal-hal yang positif dan tak sedikit yang suka berbuat maksiat dan dosa. Setiap manusia baik yang berkepribadian mulia maupun buruk pasti memiliki keinginan untuk menjadi orang sukses. Tak ada seorang pun yang akan menolak apabila kesuksesan itu ditawarkan kepadanya. Demikian pula sebaliknya. Tak ada seorang pun yang mau menawar kegagalan meski kegagalan itu dijual dengan harga yang amat murah. Karena memang karakter dasar manusia adalah menghendaki hal-hal yang istimewa dan menguntungkan.



Kesuksesan akan diperoleh dengan usaha dan kerja keras. Ingin berhasil namun tidak diberangi dengan ikhtiyar sama halnya dengan bermimpi mempunyai intan berlian di malam hari yang sampai kapan pun tidak akan pernah menjadi kenyataan kecuali jika sang pemimpi itu mau mewujudkannya dalam dunia nyata dengan cara bekerja. Dengan demikian tak menutup kemungkinan bahwa apa yang pernah ia impikan itu akan menjadi nyata di masa mendatang.


Pada hakikatnya setiap manusia pernah mengalami kesuksesan, baik disadari maupun tidak. Hidup sebagai manusia dengan wujud yang paling sempurna (ahsan taqwim) merupakan awal kesuksesan yang diberikan oleh Allah secara cuma-cuma. Tak perlu mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk mendapatkan kesuksesan yang satu itu (kecuali bagi mereka yang dalam proses kelahirannya butuh biaya banyak). Adapun kesuksesan yang lainnya harus diperjuangkan dan diusahakan.

Orang yang berhasil tak akan berarti jika tidak disertai dengan iman dan takwa kepada Sang Kholiq. Dalam Al Quran telah disinggung secara gamblang bahwa yang membedakan manusia di sisi Allah hanyalah ketakwaan mereka. Jadi kesuksesan hakiki adalah kesuksesan yang bisa menyebabkan seseorang semakin dekat kepada Allah (taqarrub ila Allah). Di samping juga kesuksesan-kesuksesan duniawi lainnya yang hampir tiap orang mengharapkannya.

Aspek religi harus benar-benar diperhatikan oleh setiap insan yang memiliki akal sehat dan masih bisa membedakan mana yang dan buruk, baik dalam keadaan senang maupun duka. Jangan sampai ia lupa Tuhannya di saat kesuksesan itu sedang ia genggam. Sebab hal itu tidak akan memberikan manfaat apapun di kehidupannya kelak. Dengan demikian kiranya tepat rumus “Good-God=0”. Mendapatkan kenikmatan atau meraih kesuksesan (Good) tapi mengesampingkan Allah dan tidak mensyukurinya (God), hasilnya adalah nol (0). Hanya kesenangan sesaat yang ia rasakan. Untuk selanjutnya kehampaan dan kekeringan yang ia rasakan.

Tidak ada komentar: