Minggu, 15 Maret 2009

Kontribusi Mahasiswa terhadap Masyarakat

Ketika berbicara tentang mahasiswa, berbagai respon akan muncul baik yang bersifat positif maupun negatif. Menurut etimologi mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha dan siswa. Secara umum mahasiswa dapat didefinisikan sebagai predikat yang diberikan kepada orang-orang yang menekuni suatu disiplin ilmu di perguruan tinggi. Dikatakan disiplin ilmu tertentu karena mereka sudah tersegmentasi ke dalam berbagai fakultas dan jurusan yang ada di kampus. Meskipun juga ada sebagian mahasiswa yang menguasai berbagai disiplin ilmu.

Mahasiswa bukanlah sekedar gelar yang patut dibanggakan karena telah berhasil menempuh study di perguruan tinggi. Mahasiswa juga bukan seperti pelajar-pelajar lain yang hanya mempelajari ilmu dalam tataran teori. Akan tetapi dengan menyandang gelar tersebut, maka dia dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkannya supaya masyarakat bisa merasakan hasil kuliahnya. Rasullah Muhammad pernah bersabda:

خير الناس انفعم للناس واحسنم خلقا

Artinya: Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain dan yang paling mulia akhlaknya.


Seyogyanya motto انفعهم للناس dalam hadits di atas sudah tertancapkan dalam diri mahasiswa sejak pertama kali memasuki gerbang kampus. Sehingga orientasi kuliah mereka jelas dan ke depan mereka dalam memutuskan sesuatu demi kepentingan umat manusia dan bukan untuk kepentingan pribadi. Paling tidak dengan niat yang tulus, mereka akan semangat dalam menjalani perkuliahan. Setiap kali menghadapi permasalahan, mereka akan memikirkannya dengan baik sehingga solusi yang akan diambil juga tepat.

Hal prinsip yang membedakan mahasiswa dengan selain mahasiswa adalah peran. Artinya mahasiswa diharapkan mampu berperan secara proporsional dalam masyarakat tentunya dengan melakukan segala sesuatu yang mengandung aspek manfaat.

Kontribusi apa saja yang mahasiswa persembahkan untuk masyarakat?

Pepatah Arab mengatakan bahwa al ilm bila ‘amal ka al syajar bila tsamar (ilmu tanpa perbuatan bagai pohon tanpa buah). Sebuah analogi yang mempunyai makna mendalam. Betapa tidak berharganya sebatang pohon tanpa ada buah yang menggantung di dahannya. Meskipun ada daun dan kayu, namun hasil yang demikian dirasa kurang memuaskan. Bukankah tujuan utama dari penanaman pohon mangga adalah untuk mendapatkan buahnya?

Begitu pula dengan al thalib, pelajar baik di lembaga pendidikan formal maupun non formal mempunyai kewajiban untuk mengamalkan ilmunya. Apalagi mahasiswa yang nota bene sebagai penerus bangsa yang menentukan baik buruknya bangsa di masa depan. Apabila itu tidak dilaksanakan, maka kerugian akan menimpa dirinya sendiri. Di hari akhir nanti ia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah mengenai ilmu yang didapatkannya dari bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Ini sesuai dengan sabda Rasul:

راع مسؤل عن رعيته كل

Artinya: setiap orang dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dibebankan kepadanya.

Pada hakikatnya kontribusi yang akan dipersembahkan oleh mahasiswa kepada masyarakat sangat erat kaitannya dengan empat peran berikut ini:

1. Peran Akademik

Sebagaimana telah disebutkan dalam uraian di atas bahwa setiap orang yang berilmu wajib mengamalkan ilmunya. Termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Pengetahuan yang didapatkan oleh mahasiswa diaplikasikan baik dalam bentuk konkret maupun abstrak. Bisa dengan mengajarkan teori-teori tertentu di lembaga pendidikan. Bisa pula dengan melakukan suatu penelitian yang pada akhirnya menguntungkan masyarakat luas. Oleh karena itu selama masih berada dalam masa perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk aktif kuliah. Tak boleh ada sesuatu yang lebih penting daripada kuliah. Apabila hal itu diremehkan, maka ada banyak pihak yang akan ia kecewakan dan ketika berada di masyarakat predikat wujuduh ka’adamih akan ia sandang.

2. Peran Moral

Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik budi pekertinya. Itu ialah salah satu kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi “manusia terbaik”. Sepintar apapun, secerdas apapun seseorang apabila tidak dihiasi dengan akhlak yang mulia, maka ia tak akan berharga di mata manusia. Kedudukannya tak ubahnya seperti hewan yang hidup hanya untuk memuaskan nafsunya tanpa mempertimbangkan baik dan buruk dari perbuatan yang dilakukannya.

Mahasiswa menanggung beban yang berat untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang dipenuhi dengan nilai-nilai moral yang positif. Tanggung jawab ini tidak akan pernah terealisasi jika mahasiswa sendiri bersikap hedonis dan individualistis. Menciptakan masyarakat yang berakhlaqul karimah bukanlah pekerjaan yang ringan. Akan tetapi membutuhkan kerja sama dari semua pihak. Maka mahasiswa harus pandai berinteraksi untuk mencapai tujuannya tersebut.

3. Peran Sosial

Selain kedua peran di atas, mahasiswa juga berperan dalam bidang sosial. Artinya mahasiswa turut andil dalam membentuk “watak” manusia yang ada di sekitarnya. Dengan interaksi yang baik antara mahasiswa dan masyarakat, kehidupan yang serasi akan mudah tercapai. Jangan sampai ada sekat antara keduanya karena keduanya adalah suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Bagaimana mungkin mahasiswa bisa merasakan kebahagiaan sedangkan dia berada di antara masyarakat yang tak mau menerima kehadirannya.

Pola hidup mahasiswa harus diatur terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia yang lebih luas. Sikap dan kepribadiannya harus ditata dengan baik sebelum terjun ke masyarakat. Hedonisme dan individualistis yang sering menimpa diri seorang mahasiswa tak sepatutnya disebarkan ke orang lain. Penyakit-penyakit yang pernah bersarang dalam hati harus dibuang jauh-jauh supaya tidak tertular.

Sudah menjadi kewajiban mahasiswa sebagai agen of change, yaitu merangkul masyarakat yang tertindas dan teraniaya. Di masa yang serba mengalami krisis ini, peran mahasiswa dalam bidang sosial sangat dibutuhkan untuk membasmi kedhaliman dan menciptakan keadilan. Agen of change bukanlah sekedar rangkaian kata yang tersusun indah. Di balik penamaan itu tersimpan arti yang sangat luas. Dan semuanya bertumpu pada kepentingan rakyat.

4. Peran Politik

Mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam kancah politik Indonesia. Terbukti dengan tumbangnya rezim Soeharto pada tahun 1998. hegemoni pemerintahan yang secara kasat mata mementingkan kepentingan rakyat tapi jika ditilik lebih lanjut diketahui bahwa pada hakikatnya rakyat tertindas itu, berhasil dijatuhkan oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sumbangan mahasiswa tidak berhenti sampai di situ saja. Kenaikan harga BBM yang terjadi beberapa waktu yang lalu juga mendapatkan respons kritis dari mahasiswa.

Merupakan hal biasa bahwa saat ini banyak aktivis perguruan tinggi yang mencoba bersaing dalam dunia politik. Tujuan mereka beragam, namun alangkah baiknya jika mereka meluruskan niat dan tujuannya. Ideologi yang pernah tertanam semasa kuliah tak boleh luntur. Prinsip agen of change yang sering digambar-gemborkan tak boleh hilang sedikitpun dari pikirannya. Harta dan kekuasaan tak boleh menjadi orientasinya. Kepentingan rakyat banyak harus diprioritaskan daripada kepentingan pribadi dan golongan.

Dengan memperhatikan keempat peran di atas dan tentunya juga merealisasikannya diharapkan kehidupan masyarakat akan lebih baik. Kemiskinan tak lagi menjadi persoalan utama di bumi yang kaya akan hasil alamnya ini. Pendidikan mampu dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kaum kapitalis tak lagi menguasai seluruh aspek kehidupan di bumi Indonesia ini. Pemerintahan yang otoriter dan cenderung memihak kaum berjuis tak lagi menampakkan batang hidungnya. Semuanya tergantikan oleh sesuatu yang baru yang sangat menomorsatukan rakyat dan berorientasi pada kemaslahatan umat.

Dari uraian di atas dapat ditarik benang merah bahwa keberadaan mahasiswa adalah untuk masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukannya sebagai kontribusi terhadap masyarakat. Berpolitik, mengajar, berdakwah dan meneliti hanyalah sebagian kecil contoh yang bisa dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa dapat berperan sesuai dengan kapasitas dan capability yang ia miliki. Yang terpenting membawa manfaat bagi kehidupan manusia.

Tidak ada komentar: